Akses Ke Pelabuhan Patimban Gunakan Konstruksi Layang
Akses Ke Pelabuhan Patimban Gunakan Konstruksi Layang. Jalan akses yang menghubungkan Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura)
Jawa dengan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat sepanjang 8 km
sedang dibangun. Keberadaan jalan ini untuk menunjang Pelabuhan Patimban
sebagai pelabuhan internasional terbesar di Indonesia selain Pelabuhan
Tanjung Priok.
Pembangunan jalan akses dibagi menjadi dua bagian yakni area luar 4 km dan area pelabuhan 4 km. Sebagian lahan kini sudah dibersihkan dan siap dilanjutkan ke tahapan konstruksi. Pembangunan jalan sebagian besar akan menggunakan konstruksi layang dikarenakan kondisi tanah yang lunak.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, konstruksi layang memberikan keuntungan bagi perlindungan areal persawahan yang berada di wilayah tersebut. “Kalau dibangun dengan konstruksi konvensional, sawah dan irigasi teknis pasti habis,” ungkapnya Rabu (7/11).
Selain itu, adanya pembangunan jalan baru, biasanya diikuti oleh pertumbuhan pesat kegiatan warga seperti permukiman dan pertokoan. Hal tersebut berpotensi mengikis keberadaan sawah dan irigasi teknis yang ada.
“Oleh karenanya kami buat dengan konstruksi layang,” ucap Basuki.
Meski menggunakan konstruksi layang, biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan jalan akses ini tidak terlalu besar karena ketinggiannya hanya 3-4 meter. Saat ini, ia melanjutkan, sedang dilakukan tes kedalaman tiang pancang.
Kontrak pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban dan konsultan supervisi telah ditandatangani pada 14 Agustus 2018 dengan kontraktor pelaksana yakni PT PP, PT Bangun Cipta Kontraktor dan Shimizu Corporation dengan alokasi anggaran Rp 1,12 triliun yang ditargetkan rampung pada akhir 2019.
Sedangkan untuk konsultan supervisi dilakukan oleh Katahira & Engineer International bekerjasama dengan Nippon Engineering Consultant serta PT Perentjana Djaja, PT Sarana Multi Daya, PT Parama Karya Mandiri, PT Mekaro Daya Mandiri dan PT Maratama Cipta Mandiri senilai Rp 63,51 miliar.
Kementerian PUPR juga tengah mempersiapkan pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan Pelabuhan Patimban dengan Jalan Tol Cikampek – Palimanan (Cipali) sepanjang 37,7 km. Saat ini sudah ada pemrakarsa Akses Tol Pelabuhan Patimban yakni konsorsium antara PT Jasa Marga, PT Surya Semesta Internusa, PT Daya Mulia Turangga dan PT Jasa Sarana dengan nilai investasi Rp 6,4 triliun.
“Ini yang sedang kami bicarakan. Kami harap bisa ada kerja sama juga antara perusahaan lokal dan Jepang. PT Jasa Marga sedang melakukan penjajakan dengan investor lainnya,” ujarnya.
Kehadiran Pelabuhan Patimban dengan dukungan jalan akses dan jalan tol akan memangkas biaya logistik industri yang banyak berlokasi di utara Jawa Barat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing kawasan industri di Indonesia dalam konteks regional dan internasional.
Pembangunan jalan akses dibagi menjadi dua bagian yakni area luar 4 km dan area pelabuhan 4 km. Sebagian lahan kini sudah dibersihkan dan siap dilanjutkan ke tahapan konstruksi. Pembangunan jalan sebagian besar akan menggunakan konstruksi layang dikarenakan kondisi tanah yang lunak.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, konstruksi layang memberikan keuntungan bagi perlindungan areal persawahan yang berada di wilayah tersebut. “Kalau dibangun dengan konstruksi konvensional, sawah dan irigasi teknis pasti habis,” ungkapnya Rabu (7/11).
Selain itu, adanya pembangunan jalan baru, biasanya diikuti oleh pertumbuhan pesat kegiatan warga seperti permukiman dan pertokoan. Hal tersebut berpotensi mengikis keberadaan sawah dan irigasi teknis yang ada.
“Oleh karenanya kami buat dengan konstruksi layang,” ucap Basuki.
Meski menggunakan konstruksi layang, biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan jalan akses ini tidak terlalu besar karena ketinggiannya hanya 3-4 meter. Saat ini, ia melanjutkan, sedang dilakukan tes kedalaman tiang pancang.
Kontrak pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban dan konsultan supervisi telah ditandatangani pada 14 Agustus 2018 dengan kontraktor pelaksana yakni PT PP, PT Bangun Cipta Kontraktor dan Shimizu Corporation dengan alokasi anggaran Rp 1,12 triliun yang ditargetkan rampung pada akhir 2019.
Sedangkan untuk konsultan supervisi dilakukan oleh Katahira & Engineer International bekerjasama dengan Nippon Engineering Consultant serta PT Perentjana Djaja, PT Sarana Multi Daya, PT Parama Karya Mandiri, PT Mekaro Daya Mandiri dan PT Maratama Cipta Mandiri senilai Rp 63,51 miliar.
Kementerian PUPR juga tengah mempersiapkan pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan Pelabuhan Patimban dengan Jalan Tol Cikampek – Palimanan (Cipali) sepanjang 37,7 km. Saat ini sudah ada pemrakarsa Akses Tol Pelabuhan Patimban yakni konsorsium antara PT Jasa Marga, PT Surya Semesta Internusa, PT Daya Mulia Turangga dan PT Jasa Sarana dengan nilai investasi Rp 6,4 triliun.
“Ini yang sedang kami bicarakan. Kami harap bisa ada kerja sama juga antara perusahaan lokal dan Jepang. PT Jasa Marga sedang melakukan penjajakan dengan investor lainnya,” ujarnya.
Kehadiran Pelabuhan Patimban dengan dukungan jalan akses dan jalan tol akan memangkas biaya logistik industri yang banyak berlokasi di utara Jawa Barat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing kawasan industri di Indonesia dalam konteks regional dan internasional.
Comments
Post a Comment